- Home >
- Musailamah Al-Kazzab
Posted by : Sri Rafiah
Senin, 29 Februari 2016
Kisah Musailamah Al Kadzab
Musailamah bin Habib berasal dari suku Bani Hanifah. Musailamah mengaku dirinya sebagai Nabi. Dia menemui Nabi Muhammad SAW di Madinah. Pada perjalanannya menuju Madinah Musailamah berangkat bersama-sama tokoh dari sukunya. Tujuan awal keberangkatan ke Madinah adalah untuk masuk Islam.
Keinginan untuk dianggap Nabi ini muncul ketika di perjalanan pulang
dari Madinah. Bani Hanifah terhitung sebagai kelompok yang besar
disbanding golongan-golongan yang lain. Pada suatu saat Musailamah
mengatakan kepada Bani Hanifah, “Aku ingin tahu kenapa orang Quraisy
lebih banyak dibanding kalian untuk menjadi khalifah dan imam?”
Musailamah berserapah bahwa jumlah Bani Quraisy tidak lebih banyak dari
Bani Hanifah. Bani Hanifah memiliki banyak daerah, wilayah, dan asset.
Bahkan Bani hanifah memiliki keberanian yang tinggi.
“Musailamah mengaku dirinya seorang Nabi. Pada suatu kesempatan
Musailamah mengirimkan surat kepada Nabi Muhammad SAW, “Aku kini mitramu
dalam kenabian, separuh daerah milik Kami, sedangkan separuh lagi milik
Quraisy. Orang Quraisy adalah orang yang cenderung membawa madharat
bagi orang lain.”
Nabi Muhammad SAW menjawab surat dari Musailamah. Surat dari Nabi
berbunyi. “Bumi ini milik-Nya, dan kenabian adalah milik orang-orang
yang saleh.”
Baca juga : Keajaiban Ketika Rasulullah Lahir
Baca juga : Keajaiban Ketika Rasulullah Lahir
Proses surat menyurat antara nabi dan Musailamah berlangsung pada tahun ke 10 Hijrah.
Setelah Rasulullah wafat, musailamah pun merasa mendapat peluang besar
untuk menarik pengikut sebanyak-banyaknya. Musailamah semakin gencar
menyerukan kepada orang-orang bahwa dirinya adalah seorang Nabi.
Orang-orang ditarik untuk menjadi pengikutnya.
Kegiatan pemurtadan yang dilakukan Musailamah semakin menjadi-jadi.
Musailamah pun suka menggubah prosa berirama untuk meniru Al-Quran. Lalu
Musailamah membacakan untuk para pengikutnya. Musailamah telah berusaha
meniru Al Quran yang diterapkannya pada prosa untuk memikat
pengikutnya.
Kebohongan yang banyak dilakukan oleh Musailamah mengakibatkan dirinya
mendapat sebutan Al Kadzab yang artinya pembohong. Musailamah Al Kadzab
artinya Musailamah si tukang bohong. Kebohongannya pada akhirnya
menjadikan dirinya sebagai orang yang sesat dan tidak dipercaya.
Kesesatan Musailamah semakin menjadi-jadi. Kepada orang-orang Musailamah
menyatakan telah membebaskan mereka dari kewajiban salat Subuh dan
salat Magrib. Musailamah betul-betul mengingkari bahwa Nabi Muhammad SAW
adalah Nabi terakhir.
Pada suatu saat, Sajah, anak perempuan Harits Tamim juga mengaku Nabi.
Setelah bertemu Musailamah, Sajah menikah dengan Musailamah. Dalam
pernikahan tersebut mahar yang diberikan berupa membebaskan orang dari
kewajiban salat Subuh dan salat Magrib. Hal ini betul-betul sebuah
kesesatan. Musailamah berkata, “Untuk mahar Anda, maka aku bebaskan
bangsa Anda dari kewajiban salat Subuh dan salat Magrib.”
Pada pertemuan dengan musailamah, Sajah berkata bahwa “Aku telah
mendengar sifat-sifat terpuji Anda.” Sajah mengatakan bahwa
kedatangannya kepada Musailamah untuk menjadi istri dan sama-sama bias
menjadi Nabi. Sajah bertekad membuat dunia taat kepadanya dan
Musailamah.
Ketika perjalanan kaum muslimin ke Yamamah di bawah komando Khalid bin
Walid mereka bertemu sebagian pengikut Musailamah. Kepada pengikut
Musailamah ditanyakan tentang agama mereka. Mereka mengatakan, “Kami
punya Nabi sendiri, kalian punya Nabi sendiri.Sumber: http://darul-pikri.blogspot.co.id/2015/06/kisah-musailamah-al-kadzab.html